Ini Alasan Mengapa Sistem Pendidikan Uni Soviet Jadi Salah Satu yang Terbaik


Bendera Uni Soviet (Wikipedia/Public Domain)
 Moskow - Uni Soviet berhasil menciptakan sistem pendidikan yang mendorong program modernisasi yang ambisius dan pada akhirnya mengubah negara itu menjadi negara besar.
Sebelum Revolusi 1917, jumlah taman kanak-kanak di seluruh wilayah Kekaisaran Rusia tak sebanding dengan populasi penduduknya yang sangat besar.
Namun, situasi ini berubah drastis setelah Bolshevik mengambil alih kekuasaan. Kaum Bolshevik mendukung kesetaraan perempuan dan mengampanyekan keterlibatan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini berdampak pada berkembangnya jaringan fasilitas-fasilitas prasekolah.
Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Selasa (10/7/2018), Pendiri Uni Soviet Vladimir Lenin menyebut tempat penitipan anak dan taman kanak-kanak sebagai "kecambah komunisme".
Menurutnya, fasilitas ini benar-benar dapat membebaskan seorang perempuan dan secara nyata mengurangi dan menghilangkan ketidaksetaraannya dari seorang laki-laki melalui peningkatan perannya dalam tatanan kehidupan sosial.
Sejak pertengahan 1920-an, jaringan taman kanak-kanak mulai muncul tak hanya di kota-kota, tetapi juga di pelosok-pelosok pedesaan. Pada 1941, 2 juta balita laki-laki dan perempuan Soviet dimasukkan ke tempat-tempat penitipan anak dan taman kanak-kanak. Tiga puluh tahun kemudian, jumlah ini melonjak menjadi 12 juta anak.
Pada 1959, pemerintah memperkenalkan sistem baru dengan menyatukan tempat penitipan anak dan taman kanak-kanak. Sejak itu, negara mengurus anak-anak dari usia dua bulan hingga tujuh tahun, yaitu usia resmi anak mulai bersekolah.
Ketika revolusi Bolshevik, tingkat literasi di Kekaisaran sangat rendah. Pada akhir abad ke-20, hanya 21 persen penduduk negara itu yang bisa membaca dan menulis.
Soviet meluncurkan kampanye Likbez (pemberantasan buta huruf) dan jaringan kantor khusus yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Pada 1926, hanya ada 1 juta orang yang melek huruf.
Lebih dari satu dekade kemudian, pada 1939, 40 juta orang buta huruf telah belajar membaca dan menulis melalui program-program pendidikan Likbez.
Namun, terobosan sesungguhnya terjadi pada 1930 ketika pendidikan dasar universal diperkenalkan di Uni Soviet. Pada awal 1940-an, masalah buta huruf massal secara umum berhasil diselesaikan.
Sebagaimana yang diingat orang-orang tua yang mengenyam pendidikan Soviet, tak mudah bagi sekolah-sekolah yang ada untuk beradaptasi setelah peraturan baru itu diperkenalkan.
Jam sekolah anak-anak dibagi dua. Murid-murid kelas dasar bersekolah pada pukul 08.00 pagi waktu setempat dan selesai pada siang hari. Setelah itu, murid-murid dari kelas yang lebih tinggi datang, dan yang terakhir belajar dari jam 18.00 sampai 22.00 atau bahkan jam 23.00.
Beberapa dekade pertama sejak berdirinya Uni Soviet, negara itu betul-betul melakukan percobaan besar-besaran dalam dunia pendidikan. Meski begitu, ada satu kejadian yang mengkhawatirkan. Peristiwa sejarah dipelajari secara kacau dalam kerangka ilmu sosial lainnya. Baru pada 1934 pelajaran Sejarah direhabilitasi dan kembali ke sekolah-sekolah.
Perang Patriotik Raya sangat memengaruhi keseluruhan infrastruktur pendidikan. Butuh waktu bertahun-tahun untuk memperbaiki segala kerusakan yang disebabkan invasi Hitler.
Pemerintah berupaya semaksimal mungkin demi meningkatkan taraf pendidikan sekolah menengah yang bobrok. Sekolah memberikan perhatian lebih pada setiap murid, sementara kesejahteraan guru pun ditingkatkan.
Pada masa Perang Dingin dan persaingan teknologi yang semakin ketat, Uni Soviet semakin mengalihkan perhatiannya pada ilmu eksakta, terutama matematika.
Banyak yang bilang bahwa matematika mulai populer di Uni Soviet pada akhir 1950-an. Pemerintah bahkan mendirikan sekolah-sekolah khusus matematika. Inilah sekolah bagi para lulusan yang di kemudian hari berkontribusi pada program luar angkasa Uni Soviet sejak 1950-an.

Comments